Sunday, May 29, 2016

Cara membuat es krim sendiri di rumah


Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi artikel tentang cara membuat es krim sendiri di rumah tanpa mesin. karna tinggal menghitung hari lagi akan datang bulan Ramadhan, resep ini cocok untuk anda terapkan pada saat bulan ramadhan, di saat anda akan berbuka Puasa, mungkin anak-anak anda akan lebih senang dan bersemengat lagi untuk berpuasa di esok hari. oke silakan anda simak resep dan cara membuatnya

waktu yang di perlukan : 45 menit
total waktu : 1 jam 45 menit

Bahan-bahan yang di perlukan :
  • 4 gelas susu cair
  • 2 kaleng susu kaleng cair
  • 2 sendok makan tepung maizena
  • 2 butir telur ambil putihnya
  • 1 sendok teh vanili
  • 2 sendok makan gula pasir
  • bahan campuran sesuai selera (stroberi, durian, cokelat, vanila dll)  
Cara Membuat :
  1. Ambil satu wadah untuk mencampur gula, putih telur dan juga vanili, lalu kocok hingga berwarna putih.
  2. Panaskan susu cair dan 2 kaleng susu putih cair sambil terus di aduk.
  3. cairkan tepung maizena dalam mangkuk atau gelas, aduk hingga rata dan campurkan dalam adonan susu.
  4. cara membuat es krim berikutnya dengan memasukan adonan gula, putih telur dan juga vanili dalam adonan susu, tetaplah mengaduk hingga mendidih.
  5. setelah mendidih, angkatlah adonan tersebut namun tetaplah mengaduk hingga adonan agak dingin supaya adonan tidak menggumpal.
  6. setelah adonan tidak panas lagi, campurlah dengan bahan campuran yang anda inginkan agar memiliki rasa yang sesuai dengan kesukaan anda.
  7. masukan dalam frezer setelah anda campurkan dengan bahan campuran.
nah, demikian resep yang saya buat ini semoga anda senang. sampai berjumpa di artikel berikutnya

Friday, May 27, 2016

Biografi Rudi Hartono Kurniawan

 Rudi Hartono kurniawan, Lahir di surabaya Jawa timur 18 Agustus 1949, Umur 66 tahun, adalah seorang mantan Pemain bulu tangkis, ia pernah menang kejuaran dunia pada tahun 1980, dan kejuaraan All England sebanyak 8 kali pada tahun 1960 an dan 1970 an

Masa kecil

Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.

Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.

Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).

Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.

Awal karier

Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.

Perolehan Medali 

- Emas World Championships kategori tunggal putra tahun 1980 Jakarta, indonesia
- Emas Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1970, Kuala Lumpur, Malaysia
- Emas Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1973, Jakarta, Indonesia
- Emas Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1976, Bangkok, Thailand
- Emas Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1979, Jakarta, Indonesia
- Perak Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1967, Jakarta, indonesia
- Perak Thomas Cup Kategori Ganda Putra tahun 1982, London, Inggris

Thursday, May 26, 2016

Riwayat prestasi abbas akbar

 Biodata abbas akbar

Nama lengkap : abbas akbar
Nama panggilan : abbas
Tempat/tanggal lahir : jakarta 06 November 1973

Prestasi yang telah di raih

- Emas kejurnas junior 1986 bali
- Perak kejuaraan dunia 1992 jakarta
- Emas Sea games XVII 1993 singapura
- Emas PON 1993
- Emas kejuaraan mahasiswa 1994 medan
- Emas kejuaraan dunia 1994 thailand
- Emas kejuaraan senior 1995 jakarta
- Emas Sea games XVIII 1995 chiang mai
- Emas PON 1996
- Emas kejuaraan mahasiswa 1996 makasar
- Emas Sea games XIX 1997 jakarta
- Emas Sea games XX 1999 brunei darusalam
- Emas PON 2000
- Emas Kejuaraan Dunia 2000
- Emas sea games XXI 2001 Kuala Lumpur
- Emas Kejuaraan Dunia 2002
- Emas PON 2004

Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB.IPSI) sudah banyak menelorkan pencak silat berprestasi termasuk menjadi juara dunia. Namun nama Abas Akbar tentu cukup fenomenal.Rendah hati dan selalu mengoreksi diri sudah menjadi cermin hidup seorang Abas.
Pesilat kelahiran Jakarta 6 Nopember 1973 dari pasangan Dja’far Hattamarasjid (ayah) dan Marice (ibu) ini dalam setiap bertanding selalu mengutamakan kejujuran dan sportivitas. Kemenangan dan menjadi juara adalah sesuatu hal yang tak begitu penting. Buat apa meraih sebuah kemenangan dengan cara-cara tidak jujur atau jauh dari sportivitas. Artinya kita harus menang tanpa lawan merasa disakiti. ‘’Prinsipnya, lawan jusru harus dibuat tunduk secara terhormat dan bukan penasaran karena kalah atas kecurangan,”katanya.
Dalam setiap bertanding pun Abas senantiasa ingin tampil bagus sehingga wasit dan juri akan simpatik dan penonton juga turut simpatik. Caranya dengan hanya satu main sportif dibarengi teknik tinggi. Bahkan saat menang pun, Abas selalu introspeksi diri. Karena dia tak ingin menang sementara lawan protes dan penonton pun tak puas. Introspeksi atau koreksi diri itu penting apakah kemenangan itu meragukan atau untung-untungan. Kemenangan demi kemenangan yang kita capai sampai akhirnya menjadi juara sesungguhnya menjadi alat atau media untuk mengukur sejauhmana kita sudah menguasai latihan. Sebab, kerap kali antara hasil latihan dengan hasil akhir dalam suatu pertandingan tak sama. Melalui koreksi itu pula Abas akan segera mengetahui kesalahannya sehingga pada arena berikut tampil lebih baik lagi. “Pokoknya setiap kemenangan bagi saya untuk mengoreksi diri saya. Sedangkan arti kekalahan bagi saya justru sebagai motivasi untuk memacu diri agar lebih berlatih dan memperbaiki kekurangan,” katanya.
Mengenal olahraga silat sejak duduk di bangku SD kelas 4 tahun 1983. Saat itu Abas sudah serius berlatih. Awalnya dulu di sekolah Abas dikenal suka berkelahi dan bandel. Orang tuanya justru menyuruh untuk bergabung berlatih silat. Dua tahun berlatih, Abas yang di lingkungan keluarganya dijuluki pendekar lincah ini langsung meraih prestasi.
Pada Tahun 1985, tatkala Abas berusia 11 tahun sudah berpredikat juara nasional junior di Bali. Abas kemudian menceritakan memilih silat karena senang melihat latihan bela diri.Selain itu Pencak Silat mengajarkan ketaqwaan, kejernihan berpikir, mental dan mempertebal iman. Sebab pencak Silat umumnya membimbing insan ke jalan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akhlak yang baik, kita dapat menjaga diri dengan baik pula. Abas beranggapan bahwa dengan Pencak Silat, selain berolahraga juga mengisi rohani dan keagamaan. Pencak Silat menurut Abas memiliki teknik yang lengkap. Mulai dari bantingan hingga tendangan ada pada pencak silat. Oleh karenanya, sejak total menggeluti cabang ini, Abas berjanji pada diri sendiri bahwa Pencak Silat itu adalah bagian dari kehidupannya. ‘’Kalau bisa terus berprestasi, saya tentu menggeluti dunia silat sampai seumur hidup ini.Karena itu saya berusaha menjaga kondisi secara maksimal,”papar karyawan Bank Sumsel ini.
Abas juga tak melupakan jasa kedua orang tuanya khususnya ayahnya. Ayahnya Dja’far paling berjasa dalam karir dan prestasinya selama ini. Dan dari seabrek prestasi yang telah direbutnya selama ini, Kejuaraan dunia tahun 1994, merupakan kejuaraan yang paling berkesan .Sebab pada saat itu di final kelas 55-60 kilogram, Abas bertemu dengan pesilat tuan rumah yang juga merupakan juara Thaiboxing, Apichat Sudamar dari Thailand. Pertandingan itu disaksikan Prabowo Subianto yang kini Ketua Umum PB. IPSI serta sejumlah petinggi Thailand lainnya.
Abas mengetahui kalau olahraga Thaiboxing itu merupakan olahraga keras yang dapat menghancurkan kaki dan muka. Namun Abas tidak gentar sedikitpun.Walaupun dengan muka berdarah dan kaki serasa hancur, Abas dapat memenangkan partai final itu. Ternyata silat dapat mengalahkan olahraga tradisional Thailand. Faktor penting dalam menghadapi pertandingan yaitu persiapan diri, termasuk pakaian harus bersih .Ibarat Prajurit, segala keperluan harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Abas tak lupa memohon lindungan Tuhan. ‘’Dengan Penampilan baik, seperti rambut, pakaian bersih akan menambah percaya diri dan keyakinan,” tutur Abas.

Perkenalan blogger


 



Assalamualaikum.wr.wb
selamat datang di blog saya, dunia blog merupakan hal yang baru untuk saya sendiri.
blog yang saya buat ini berisikan tentang informasi-informasi yang menurut saya mungkin akan bermanfaat bagi anda. saya harap anda dapat menerima artikel-artikel yang saya bagikan dengan baik.

Oke perkenalkan
Nama saya Muhammad Rifki pahlevi biasa di panggil rifki
Saya baru lulus tahun ini.
Hobby saya jalan-jalan yang tidak tau mau kemana, alias gak tau tujuan nya :D , saya juga senang berkumpul bareng teman, cerita tentang pengalaman pribadi dan berbagai hal yang lainya.

saya juga aktif sebagai pelatih silat di sekolah. tapi walaupun saya mengajar di sekolah bukan berarti anak didik saya masih sekolah semua, ada juga yang  sudah berumah tangga alias bapak-bapak :3

saya kira cukup perkenalan saya
Wassalamualaikum wr.wb